Menurut beberapa dokter
ADHD atau (
attention deficit
hyperactivity desorder ) atau yang paling sering di kenal di masyarakat dengan
nama
hiperaktif. Kondisi ini adalah salah satu gangguan yang berakibat jangka
panjang yang juga bisa menyerang hampir semua anak-anak.
Pada umumnya gejala
yang dialami oleh anak-anak ini dapat berlangsung sampai dia tumbuh dewasa.
Semua anak yang ada di dunia ini kemungkinan besar mereka bisa mengalami
ADHD,
tapi kondisi yang seperti ini umumnya itu dapat dialami oleh orang yang
mengalami gangguan belajar.
Beberapa penelitian yang sudah di lakukan mengatakan kalau
gejala didalam perilaku yang akan dialami oleh penderita ADHD ini akan
mengakibatkan orang tersebut kesulitan untuk berkonsentrasi dan dibarengi
dengan munculnya perilaku yang heperaktif serta impulsif. Biasanya gejala dari
anak yang menderita ADHD ini akan cenderung lebih jelas untuk terlihat ketika
terjadinya perubahan situasi di sekeliling anak, contohnya pada saat ia mulai
bersekolah.
Para ahli mengatakan kalau sebagian besar kondisi ini akan dialami
oleh anak yang berusia 6 sampai 12 tahun. Pada umumnya untuk anak-anak yang
mengalami
ADHD ini akan membuatnya lebih rendah diri, sulit untuk berteman, dan
prestasinya juga akan cenderung menurun.
Kondisi orang yang mengalami ADHD ini akan lebih mudah untuk
kita ketahui pada kaum laki-laki di bandingkan dengan kaum wanita. Salah satu
contohnya adalah anak laki-laki itu akan cenderung mempunyai prilaku
hiperaktif, sedangkan wanita akan lebih cenderung untuk diam namun lebih sulit
untuk berkonsentrasi.
Penyebab Orang Mengalami ADHD.
Pada dasarnya penyebab dari ADHD ini belum dapat di ketahui
secara pasti apa yang menjadi penyebab utamanya. Namun beberapa penelitian yang
sudah di lakukan mengatakan kalau resiko dari orang yang mengalami kondisi ini
dapat di sebabkan oleh karena adanya percampuran antara beberapa faktor. Lalu
apa saja faktor tersebut?. Baik mungkin dari kalian ada yang bertanya demikian,
agar kalian tidak penasaran maka berikut ulasannya:
- Faktor utama adalah faktor keturunan. Contohnya dari ibu,
ayah dan saudara kamu yang memiliki kondisi yang sama dengan kondisi yang kamu
alami.
- Faktor kelahiran, seperti kelahiran prematur.
- Terjadinya kelainan pada fungsi otak.
- Mengalami kerusakan pada otak yang sudah terjadi pada
saat didalam kandungan.
- Seorang ibu yang senang menggunakan obat-obatan terlarang
atau mengkonsumsi minuman, serta kehamilan pada saat dia merokok.
- Seorang ibu yang terpajan racun yang ada di sekitar
lingkungan ketika dia sedang hamil. Misalnya racun bifenil poliklorin.
- Anak-anak yang terpajan racun di sekitar lingkungan ketika
ia masih anak-anak.
Pada dasarnya gejala dari ADHD itu sangat umum dapat
terlihat ketika berusia dini, atau anak yang belum berusia enam tahun serta
akan lebih jelas lagi terlihat perubahanya pada keadaan di sekeliling anak.
Gejala-gejala yang meliputi orang yang mengalami ADHD adalah sebagai berikut:
- Sangat sulit untuk berkonsentrasi.
- Sangat sulit untuk menuruti intruksi.
- Akan lebih cenderung untuk sulit mendengarkan.
- Gampang merasa bosan.
- Sulit untuk diam dan sering gelisah.
- Tidak pernah bisa sabar.
- Sering sekali lupa dimana menaruh barang-barangnya.
- Sangat sulit dalam mengatur kondisi.
- Sangat sulit untuk menyelesaikan tugas yang di berikan
dan malahan berelaih ke tugas yang lain.
- Akan lebih aktif dari orang biasanya.
- Selalu bertindak tanpa memikirkan apa yang akan terjadi.
- Kurang memahami bahaya serta hal buruk yang dapat
terjadi.
- Sering sekali memotong pembicaraan orang.
Gejala-gejala yang akan dialami oleh anak-anak dan remaja
itu lebih mudah untuk di ketahui daripada gejala yang dialami oleh orang yang
sudah dewasa yang akan sangat sulit untuk di ketahui. Para ahli itu menduga
kalau masalah yang dialami oleh orang dewasa itu sudah berawal dari ia masih
anak-anak.
Namun pada kasus yang sebelumnya itu gejala dari anak-anak
yang mengalami
ADHD itu juga tidak sedikit dari orang dewasa juga bisa
mengalami gejala tersebut. Namun gejala tersebut hanya memiliki intensitas yang
berbeda. Misalnya prilaku hiperaktif itu akan lebih berkurang, sedangkan untuk
gejala sulit berkonsentrasi itu malahan akan lebih bertambah parah.
Orang dewasa yang menderita masalah ini akan lebih cenderung
untuk mengalami masalah didalam pendidikan serta pekerjaannya. Contohnya
kemampuan organisasi yang sangat buruk atau tidak mampu untuk menentukan
prioritas. Maka semua kehidupan serta hubungan sosialnya itu akan ikut terhambat,
misalnya ia akan sangat kesulitan untuk mempunyai teman dan pasangan hidup.
Namun penyakit ADHD ini tidak akan membuat penderitanya
mengalami gangguan psikologis atau perkembangan lainnya. Namun orang yang
mengalami ADHD ini bisa mengalami kondisi yang bersamaan seperti kondisi
depresi, gangguan pada bipolar, serta gangguan obsesif kompulsif (OCD).
Apabila kamu sebagai orang tua dan menduga anak kamu itu
mengalami gejala dari ADHD, maka alangkah baiknya kamu segera mengajaknya pergi
ke dokter. Dokter akan melakukan beberapa rangkaian pemeriksaan fisik serta
psikologis agar dapat mengetahui jenis gangguan serta dapat mengefakuasi dari
pemicu gejala tersebut.
Penanganan Untuk Gejala ADHD
Biarpun penderita penyakit ini tidak dapat di sembuhkan
secara sepenuhnya, namun masih ada beberapa jenis obat dan terapi yang bisa
menangani ADHD yang dapat di pilih oleh penderitanya. Didalam melakukan
penanganan ini bertujuan untuk meringankan kondisi dari penderitanya sehingga
orang yang mengalami kondisi ini bisa menikmati hidupnya dengan normal serta
agar bisa lebih berkualitas lagi.
Biapun begitu, tetap saja masih tidak akan ada jalan untuk
menyembuhkan orang yang mengalami kondisi ini. Didalam meringankan gejala dari
orang yang mengalami kondisi ini sangat di butuhkan sekali waktu yang sangat
panjang didalam mengatasi emosi, serta finansial agar dapat menentukan kombinasi
yang pas didalam menangani ADHD yang pas dan baik serta cocok untuk kamu atau
anak kamu sendiri.
Penanganan Penderita dengan menggunakan Obat-obatan.
Meskipun pengobatan yang dilakukan itu sudah pasti tidak
bisa menyembuhkan, namun dengan melakukan pengobatan itu mampu untuk mengurangi
gejala-gejala dari penderita ADHD itu sendiri. Didalam melakukan pengobatan,
terdapat empat jenis-jenis obat yang bisa di gunakan antara lain,
methylphenidate, dexamfetamine, lisdexamfetamine, dan atomoxetine.
Jenis obat methylphenidate, dexamfetamine, serta
lisdexamfetamine ini bisa termasuk ke dalam golongan obat stimulan. Jenis
obat-obatan tersebut dapat memicu penderita untuk mengalami peningkatan
aktivitas otak, terutama pada bagian otak yang bekerja untuk mengendalikan
kemampuan konsentrasi serta perilaku. Obat tersebut juga akan memberikan efek
kepada penderita yang akan mengalami kurang impulsif, tidak dapat fokus serta tidak bisa tenang.
Pada umumnya obat Methylphenidate itu bisa di pakai oleh
penderita yang sudah remaja serta anak-anak yang sudah berusia enam tahun ke
atas. Apabila penderita yang tidak cocok untuk menggunakan obat tersebut, maka
biasanya dokter akan mengganti obat tersebut dengan obat dexamfetamine.
Sedangkan untuk obat dexamfetamine ini sangat dianjurkan untuk penderita
anak-anak yang sudah berusia tiga tahun ke atas.
Apabila jenis obat stimulan diatas tadi itu tidak cocok
untuk pasien, misalnya karena ada alasan yang tertentu. Maka biasanya dokter
akan memberikan pasien itu obat atomoxetine. Atomoxetine itu adalah jenis obat
yang termasuk kedalam obat SNRI (selective noradrenaline reuptake inhibitor). Obat tersebut dapat meningkatkan kadar senyawa noradrenalin di dalam otak
penderitanya, maka ini akan membantu daya konsentrasi serta dapat mengendalikan
impuls. Obat tersebut bisa di gunakan untuk remaja serta anak-anak yang sudah berumur
di enam tahun ke atas.
Semua jenis obat-obatan itu pasti akan memiliki efek samping
terhadap tubuh yang mengkonsumsi obat tersebut. Pada umumnya efek samping yang
akan di timbulkan oleh obat tersebut antara lain teraseter sakit pada kepala,
nafsu makan menjadi menurun, serta pencernaan menjadi terganggu. Namun pengguna
obat ini juga harus lebih waspada lagi karena tidak akan memberikan efek
samping yang seperti yang sudah saya katakan tadi, namun efek samping yang juga
bisa muncul itu bisa lebih serius seperti membuat pengguna obat ini memiliki keinginan untuk melakukan tindakan bunuh diri dan kerusakan pada hati.
Untuk seorang penderita yang sudah menjalani pengobatan maka
sebaiknya untuk selalu rutin memeriksakan dirinya ke dokter sampai gejala dari
penyakit ADHD yang di derita itu dapat berkurang secara signifikan. Biarpun
kondisi dari pasien penderita ADHD ini sudah membaik, namun pasien juga harus
tetap untuk melakukan pemeriksaan secara rutin ke dokter.
Pengobatan Melalui Terapi.
Selain menggunakan obat sebagai sarana untuk meringankan
gejala yang di sebabkan oleh
ADHD, tapi melakukan terapi tertentu juga bisa
membatu pasien untuk meringankan gejala dari
ADHD. Namun terapi yang di
lakukan ini tidak hanya dapat membantu pasien untuk menangani gejala dari
ADHD
saja, tapi juga bisa membantu pasien untuk mencegah gangguan lain yang bisa
muncul. Maka dari itu, berikut ini ada beberapa pilihan terapi yang sudah
Kantong Obat pilihkan untuk anda semuanya. Apa saja itu, berikut ulasannya;
Melakukan terapi kognitif atau terapi CBT "cognitive
behavioural therapy".
Ini adalah teri yang dapat membantu penderita
penyakit ADHD agar dapat merubah pola pikir serta perilaku pada saat menghadapi
masalah atau situasi yang tertentu yang dapat terjadi.
Melakukan terapi psikologis.
Pasien yang mengalami penyakit
ADHD akan diajak bercerita mengenai cerita didalam terapi ini, contohnya pasien
yang mengalami kesulitan didalam mengatasi gejala-gejala ADHD serta mencari tau
untuk mengatasi gejalanya.
Melakukan terapi pelatihan interaksi sosial.
Jenis terapi
ini bisa membantu penderita kondisi ini agar dapat memahami perilaku sosial yang
layak dalam situasi yang tertentu.
Orang yang paling dekat dengan penderita ini seperti orang
tua, saudara, serta guru juga bisa ikut untuk membantu agar dapat membantu
membimbing para penderita. Agar lebih jelasnya, berikut ini ada beberapa jenis
terapi serta pelatihan yang bisa di lakukan untuk menangani kondisi tersebut.
Melakukan terapi perilaku.
Didalam menjalani terapi ini,
orang yang paling dekat dengan pasien serta juga perawat akan melatih pasien
yang menderita ADHD untuk dapat menyusun strategi agar mampu untuk membantu
pasien dalam bersikap setiap hari dan mengajarinya untuk dapat mengatasi situasi
yang sulit yang bisa saja ia alami.
Melakukan pelatihan serta pengajaran bagi orang tua. Selain
cara ini bisa membantu orang tua agar dapat memahami perilaku dari si penderita
penyakit ADHD ini, namun langkah ini juga bisa memberikan gambaran mengenai
bimbingan spesifik yang paling dibutuhkan oleh si penderita.
Penyakit ADHD itu memang tidak dapat disembuhkan, namun
diagnosis serta penanganan yang tepat dan cepat sejak dini mampu membantu
penderita didalam beradaptasi dengan kondisi dirinya dan sekitarnya.
Baik mungkin hanya sampai disini saja yang bisa
Kantong Obat
sampaikan kali ini mengenai
Pengertian ADHD – Gejala, Penyebab dan Cara
Mengobatinya, semoga dengan informasi diatas tadi bisa bermanfaat buat sobat
semuanya. Salam Sehat.!
Belum ada tanggapan untuk "Pengertian ADHD – Gejala, Penyebab dan Cara Mengobatinya."
Post a Comment